Penelitian Tikus Menyarankan Vitamin E Dapat Mengurangi Tulang - Pusat Osteoporosis -

Anonim

MINGGU , 4 Maret 2012 (HealthDay News) - Vitamin E dapat merangsang sel-sel yang menghasilkan keropos tulang, sebuah studi baru menunjukkan.

Para peneliti yang dipimpin oleh Shu Takeda dari Universitas Keio di Tokyo mengatakan temuan mereka bisa memiliki implikasi bagi orang-orang. yang mengambil suplemen vitamin E.

Para peneliti menjelaskan bahwa mempertahankan keseimbangan antara sel-sel pembentuk tulang (osteoblas) dan sel-sel yang merendahkan tulang (osteoklas) membuat tulang tetap kuat. Meskipun penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa vitamin E dapat bermanfaat bagi kesehatan tulang, para peneliti Jepang menemukan kebalikannya mungkin benar, karena nutrisi tampaknya memicu produksi osteoklas yang mengikis tulang.

Seorang ahli AS setuju dengan hipotesis.

"Kesehatan tulang adalah jaringan dan masalah dinamis," kata Dr. Robert Graham, seorang internis di Lenox Hill Hospital di New York City. "Ini adalah perjuangan terus-menerus antara osteoblas … dan osteoklas."

Memahami pertempuran sel ini "sangat penting dalam memahami bagaimana vitamin E dapat mempengaruhi kesehatan tulang kita," kata Graham.

Studi baru, diterbitkan online 4 Maret di Nature Medicine , mengungkapkan bahwa tikus yang kekurangan vitamin E sebenarnya memiliki massa tulang yang lebih tinggi karena ada lebih sedikit kerusakan tulang. Sementara itu, tikus sehat yang diberi diet dengan jumlah vitamin E yang ditemukan dalam suplemen manusia yang khas kehilangan massa tulang.

Penelitian ini telah mengungkapkan "kebalikan dari apa yang secara tradisional diyakini," kata Graham. "Ini menarik, karena studi in vitro sebelumnya (laboratorium) dan studi tikus telah menghasilkan hasil yang bertentangan."

Namun, masih banyak penelitian yang diperlukan untuk lebih memahami bagaimana vitamin E bekerja dalam kerangka manusia, Graham menambahkan. "Sebelum kita mulai memberitahu orang-orang untuk membuang vitamin E mereka, biarkan saya menyatakan bahwa hasil ini pada tikus dan studi lebih lanjut diperlukan untuk melihat risiko dan manfaat pada manusia," katanya.

arrow